Sabtu, 15 Januari 2011

Khalifah Abu Bakar Ash sidiq

Berikut ini adalah sedikit tentang Kalifah Abu Bakar Ash Shidiq
Suatu saat jika saya mendapat Pengetahuan lagi akan saya bagi untuk bag yang ke 2 , semoga bermanfaat . .

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiiq

1. Nasabnya
Ibnu Sa’ad menyebutkan dalam kitab Thabaqaat-nya, bahwa nasab Abu
Bakar Ash-Shiddiiq adalah sebagai berikut :
Abu Bakar Ash-Shiddiq namanya adalah ‘Abdullah bin Abu Quhaafah, (Abu
Quhaafah) nama aslinya adalah ‘Utsman bin ‘Aamir bin ‘Amr bin Ka’ab bin
Sa’ad bin Taim bin Murrah. Ibunya Abu Bakar adalah Ummul Khair, nama
aslinya adalah Salma binti Shakhr bin ‘Aamir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim
bin Murrah. [Thabaqaat Ibnu Sa’ad juz 3, hal. 169]




2. Keislamannya

Abu Bakar adalah orang laki-laki yang pertama kali masuk Islam setelah
mendapatkan da’wah Nabi SAW. Adapun Khadijah istri Nabi SAW adalah
orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan wanita. ‘Ali bin Abu
Thalib adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anakanak.
Dan Zaid bin Haritsah adalah orang yang pertamakali masuk Islam
dari golongan budak.
Keislaman Abu Bakar banyak membawa berkah bagi kaum muslimin.
Dengan da’wah beliau maka masuk Islam pula ‘Abdur Rahman bin ‘Auf,
Sa’ad bin Abi Waqqash, ‘Utsman bin ‘Affan, Zubair bin ‘Awwam dan
Thalhah bin ‘Ubaidillah RA. Di awal keislamannya dia menginfaqkan
hartanya di jalan Allah sebanyak 4.000 dirham, dia banyak memerdekakan
budak yang disiksa tuannya karena keislamannya. Diantaranya adalah Bilal
bin Rabah RA. Dia selalu mengikuti Rasulullah SAW selama di Makkah,
dan dialah yang mengiringi Rasulullah SAW ketika hijrah ke Madinah dan
dia yang menemani Rasulullah SAW ketika bersembunyi dalam gua Tsur
dalam perjalanan hijrah, hingga sampai di kota Madinah. Dan dia selalu
mengikuti perang bersama Rasulullah SAW, pada perang Badar, perang
Uhud, perang Khandaq, ketika penaklukan kota Makkah, perang Hunain
dan perang Tabuk.

Ibnu Sa’ad meriwayatkan dalam kitab Thabaqaatnya :
Dahulu Abu Bakar seorang pedagang yang terkenal, kemudian ketika Nabi
SAW diutus (diangkat menjadi Nabi), Abu Bakar ketika itu mempunyai uang
4.000 dirham, lalu dengan uang itu dia memerdekakan budak dan untuk
menguatkan kaum muslimin. Dan ketika tiba di Madinah, dia mempunyai
uang 5.000 dirham, kemudian dengan uang itu ia perbuat sebagaimana
ketika di Makkah. [Thabaqaat Ibnu Sa’ad juz 3, hal. 172]
Abu Bakar adalah orang yang paling mudah menerima Islam.


Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Nabi SAW bersabda :
Tidak ada seorangpun yang aku ajak bicara tentang Islam (untuk masuk
Islam) melainkan ia enggan dan membantah, kecuali Ibnu Abi Quhaafah
(Abu Bakar), karena tidaklah aku mengatakannya sesuatu kepadanya
melainkan ia pasti menerimanya dan betul-betul melaksanakannya.
[Ahsanul Qashash juz 3, hal. 11]

Di dalam riwayat lain disebutkan :
Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kalian akan meninggalkan shahabatku
? Sesungguhnya aku pernah menyeru, “Hai para manusia, sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepada kalian semua. Lalu kalian mengatakan,
“Kamu bohong”. Sedang Abu Bakar berkata, “Engkau benar”. [Ahsanul
Qashash juz 3, hal. 11]

Ibnu Hisyam menyebutkan di dalam Tarikhnya, sebagai berikut :
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah aku mengajak masuk Islam kepada
seseorang pun, melainkan ia pasti tidak segera menerimanya, masih pikirpikir
dan ragu-ragu, melainkan Abu Bakar bin Abu Quhaafah, dia tidak perlu
pikir-pikir dulu ketika aku mengajaknya masuk Islam, dan dia tanpa raguragu.
[Ibnu Hisyam juz 2, hal. 91]


Dan Abu Bakar selalu membela Nabi SAW sejak di Makkah. Bukhari
meriwayatkan sebagai berikut :
Dari 'Urwah bin Zubair, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada 'Abdullah
bin 'Amr tentang perbuatan yang paling keras yang dilakukan kaum
musyrikin kepada Rasulullah SAW. Maka dia menjawab; "Aku pernah
melihat 'Uqbah bin Abu Mu'aith mendatangi Nabi SAW saat beliau sedang
shalat, lalu dia meletakkan selendangnya pada leher beliau lalu dia
mencekiknya dengan sekuat-kuatnya. Kemudian Abu Bakar datang lalu
melepaskan Nabi SAW seraya berkata, "Apakah kalian akan membunuh
seseorang karena dia mengatakan “Tuhan ku adalah Allah?”. Sungguh dia
telah datang dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas dari
Tuhan kalian". [HR. Bukhari juz 4, hal. 197]

Abu Bakar adalah shahabat Nabi SAW yang rajin beribadah dan sangat
dermawan.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah bertanya (kepada
para shahabat), “Siapakah diantara kalian pada hari ini yang sejak pagi
berpuasa ?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi,
“Siapakah diantara kalian pada hari ini yang sudah memberi makan orang
miskin ?”, Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi,
“Siapakah diantara kalian yang hari ini sudah mengantarkan jenazah ?”.
Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “Siapakah
diantara kalian pada hari ini yang sudah menjenguk orang sakit ?”. Abu
Bakar menjawab, “Saya”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
perbuatan-perbuatan ini terkumpul pada seseorang melainkan dia akan
masuk surga”. [HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya, juz 3, hal. 304]

Dan Rasulullah SAW juga bersabda :
Sesungguhnya orang yang paling setia kepadaku dalam hal harta maupun
berkawan adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengambil seorang
kekasih, niscaya aku memilih Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi
yang ada adalah persaudaraan Islam.”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1854]


3. Para istri dan putra-putri Abu Bakar RA.

Para istri Abu Bakar : 1. Qutailah binti ‘Abdul ‘Uzza, 2. Ummu Rumaan binti
‘Aamir, 3.Asma’ binti Umais, dan 4. Habiibah binti Khoorijah.
Adapun putri-putri Abu Bakar : 1. ‘Abdullah, 2.Asma’, 3. ‘Abdur Rahman, 4.
‘Aisyah (istri Nabi SAW). 5. Muhammad, 6. Ummu Kultsum.
Abu Bakar menikahi Qutailah binti Abdul ‘Uzza, Ummu Rumaan binti ‘Aamir,
Asma’ binti ‘Umais dan Habiibah binti Khooriyah. Ibnu Sa’ad meriwayatkan
di dalam kitab Thabaqaat nya sebagai berikut :

Abu Bakar mempunyai putra bernama ‘Abdullah dan putri bernama Asmaa’
dzaatun Nithaaqain, yang terlahir dari istri Abu Bakar yang bernama
Qutailah binti ‘Abdul Uzza bin ‘Abdi As’ad bin Nadlr binMalik bin Hislin bin
‘Aamir bin Lu’aiy.
Dan dia mempunyai putra bernama ‘Abdur Rahman dan putri bernama
‘Aisyah (istri Nabi SAW) yang terlahir dari istri Abu Bakar yang bernama
Ummu Rumaan binti ‘Aamir bin ‘Uwaimir bin Abdi Syamsin bin ‘Attaab bin
Adziinah bin Subai’ bin Duhmaan bin Al-Haarits bin Ghanmin bin Maalik bin
Kinaanah. Dan ada yang mengatakan Ummu Rumaan nasabnya sebagai
berikut : Ummu Rumaan binti ‘Aamir bin ‘Umairah bin Dzuhl bin Duhmaan
bin Al-Haarits bin Ghanmin bin Maalik bin Kinaanah.

Dan dia mempunyai putra bernama Muhammad bin Abu Bakar, yang
terlahir dari istrinya Abu Bakar yang bernama Asmaa’ binti ‘Umais bin
Ma’add bin Taim bin Al-Haarits bin Ka’ab bin Maalik, bin Kuhaafah bin
‘Aamir bin Maalik, bin Nasr bin Wahbillah bin Syahraan bin ‘Ifris bin Half bin
Aftal, yaitu Khots’am.

Dia mempunyai puteri bernama Ummu Kultsum binti Abu Bakar, yang
terlahir dari istrinya yang bernama Habiibah binti Khoorijah bin Zaid bin Abi
Zuhair dari Bani Al-Haarits bin Al-Khozroj. [Thabaqaat Ibnu Sa’ad juz 3, hal.
169]

Di dalam Kitab Ahsanul Qashash disebutkan bahwa Abu Bakar, dulu
namanya adalah ‘Abdul Ka’bah. Kemudian Rasulullah SAW
menamakannya ‘Abdullah, dan dia diberi laqaban ‘Atiiq, karena Nabi SAW
melihat kepadanya, lalu bersabda, “Haadzzaa ‘atiiqun minan naar”. (Ini
terbebas dari neraka). Di dalam riwayat lain disebutkan (Nabi SAW
bersabda), “Barangsiapa ingin melihat orang yang terbebas dari neraka,
maka lihatlah kepada Abu Bakar”.

Dan di dalam haditsnya ‘Aisyah RA disebutkan bahwa Abu Bakar datang
kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW bersabda, “Hai Abu Bakar,
kamu adalah orang yang dibebaskan oleh Allah dari neraka”. Maka sejak
hari itu ia dinamakan ’Atiiq. [Ahsanul Qashash juz 3, hal. 7]
Ibnu Hisyam berkata : Abu Bakar, namanya adalah ‘Abdullah, dan dia diberi
laqaban ‘Atiiq (yang terbebas dari cela) karena memiliki wajah yang
tampan. [Ibnu Hisyam juz 2, hal. 89]

Zamakhsyariy berkata : Kemungkinan beliau diberi kunyah Abu Bakar
karena bersegera melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji. [Sirah
Halabiyah juz 1, hal. 390]

Abu Bakar juga mendapat laqaban Ash-Shiddiiq, karena dia adalah orang
yang cepat membenarkan apa saja yang dikatakan oleh Rasulullah SAW.
Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA dilahirkan di Makkah dua tahun setelah
kelahiran Nabi SAW, maka beliau lebih muda dari pada Nabi SAW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terjemahkan Blog Ini

Entri Populer