Senin, 28 Februari 2011

Bukti-bukti kenabian (mu'jizat-mu’jizat) Nabi SAW

Semua Nabi-nabi pasti diberi bukti-bukti kenabian atau mu’jizat-mu’jizat
dari Allah SWT. Maka Rasulullah SAW pun diberi mu’jizat oleh Allah SWT.
Adapun mu’jizat beliau yang terbesar adalah Al-Qur’an yang bisa dibaca
dan didengar sampai akhir zaman, sebagaimana dijelaskan dalam hadits :

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Tidak ada
seorang Nabi diantara para Nabi melainkan pasti diberi mu’jizat atau yang
semisalnya yang dengannya menyebabkan manusia beriman. Dan
sesungguhnya mu’jizat yang diberikan padaku adalah wahyu (Al-Qur’an)
yang Allah mewahyukannya kepadaku, maka aku berharap agar pada hari
qiyamat aku yang paling banyak pengikutnya diantara mereka’. [HR.
Bukhari juz 6, hal. 97]
Dan mu’jizat-mu’jizat beliau yang lain, diantaranya sebagai berikut :



Dari Jabir bin 'Abdullah RA, dia berkata : Pada peristiwa Hudaibiyah
orang-orang kehausan, sedangkan di depan Nabi SAW terdapat wadah air
(yang kecil dari kulit). Lalu beliau berwudlu, lalu orang-orang bergegas ke
arah beliau. Beliau bertanya, "Ada apakah kalian ?". Mereka berkata,
"Kami tidak mempunyai air untuk berwudlu dan tidak (ada air) untuk
minum selain air di hadapan engkau". Lalu beliau meletakkan tangan
beliau ke dalam wadah itu, lalu memancarlah air dari antara jari-jari beliau
bagaikan mata air, maka kami minum dan berwudlu. Aku (Salim bin ‘Abul
Ja’di) bertanya, "Berapakah jumlah kalian ?". Jabir menjawab,
"Seandainya kami berjumlah seratus ribu pun tentu air itu mencukupi kami.
Kami (waktu itu) berjumlah seribu lima ratus orang". [HR. Bukhari juz 4,
hal. 170]

Dari 'Imran bin Hushain, dia menceritakan, bahwasanya para shahabat
bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan, lalu mereka berangkat awal
malam, dan ketika akan Shubuh, mereka istirahat, lalu mereka tertidur
hingga matahari telah naik. Orang pertama yang bangun dari tidurnya
adalah Abu Bakar, sedang Rasulullah SAW tidak dibangunkan dari tidur
beliau sehingga beliau bangun sendiri. Lalu 'Umar bangun. Kemudian Abu
Bakar duduk di samping kepala Nabi SAW, lalu dia bertakbir dengan suara
keras hingga Nabi SAW terbangun. Lalu beliau turun dan shalat Shubuh
bersama kami. Dari kaum ini ada seorang laki-laki yang menyendiri tidak
ikut shalat bersama kami. Setelah selesai (shalat), beliau bertanya, "Hai
Fulan, kenapa kamu tidak ikut shalat bersama kami ?". Ia menjawab,
"Saya berjanabat". Maka beliau menyuruh kepada orang itu untuk
bertayammum dengan tanah, kemudian ia shalat. Dan Rasulullah SAW
menyuruh aku untuk mengendarai kendaraan di depan beliau, sedangkan
kami sungguh merasakan haus yang berat.

Ketika kami dalam perjalanan (mencari air) tiba-tiba kami bertemu dengan
seorang wanita yang menjulurkan dua kakinya diantara dua girbah (tempat
air), maka kami bertanya kepadanya, "Dimanakah ada air ?". Diamenjawab, "Tidak ada air". Kami bertanya lagi, "Berapakah jauh
perjalanan antara keluargamu dengan tempat air ?". Dia menjawab, "Satu
hari satu malam". Lalu kami berkata, "Pergilah kepada Rasulullah SAW".
Dia berkata, "Apa itu Rasulullah ?". Maka kami tidak membiarkan dia
dengan urusannya sehingga kami menghadapkannya kepada Nabi SAW.
Lalu dia bercerita kepada beliau seperti ceritanya kepada kami, hanya saja
dia ceritakan kepada beliau bahwa dia mempunyai anak-anak yatim. Lalu
beliau memerintahkan (supaya mendekatkan) dua qirbah miliknya, lalu
beliau mengusap pada mulut qirbah itu, Lalu kami yang sedang kehausan
berjumlah empat puluh orang itu minum hingga kami puas, lalu kami
mengisi penuh-penuh semua qirbah dan ember-ember yang ada pada
kami, hanya saja kami tidak memberi minum unta, sedang qirbah-qirbah
itu hampir meledak karena penuhnya. Kemudian beliau bersabda,
"Bawalah kemari apa-apa yang ada pada kalian". Maka dikumpulkanlah
untuk (diberikan kepada) wanita itu remukan-remukan roti dan buah
kurma, sehingga wanita itu kembali kepada keluarganya dan berkata, "Aku
telah bertemu dengan orang yang paling pandai menyihir, atau dia
seorang nabi sebagaimana orang-orang mengatakan". Lalu Allah memberi
petunjuk (hidayah) kepada kampung itu dengan perantaraan wanita
tersebut, maka dia masuk Islam dan mereka (penduduk kampung itu pun)
masuk Islam". [HR. Bukhari juz 4, hal. 168]

Dari Anas (bin Malik) RA, dia berkata : Tibalah waktu shalat, maka orangorang
yang rumahnya dekat masjid bangkit hendak berwudlu, dan
sekelompok orang tertinggal (belum berwudlu), lalu didatangkan kepada
Nabi SAW wadah dari batu yang berisi air. Kemudian beliau meletakkan
tapak tangan beliau, dan wadah itu terlalu kecil untuk bisa memuat tapak
tangan beliau yang membentang, maka beliau menggenggamkan jari-jari
beliau dan beliau meletakkannya di wadah itu. Lalu sekelompok kaum itu
berwudlu semuanya. Aku (Humaid) bertanya, "Berapakah mereka itu ?".
Anas menjawab, "Delapan puluh orang". [HR. Bukhari juz 4, hal. 170]

Dari Anas bin Malik, dia berkata : Abu Thalhah berkata kepada Ummu
Sulaim, "Sungguh aku mendengar suara Rasulullah SAW yang lemah, aku
mengenalinya karena lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu ?". Ummu
Sulaim (istri Abu Thalhah) menjawab, "Ya". Ummu Sulaim lalu
mengeluarkan beberapa keping roti, lalu dia mengeluarkan kerudungnya,
lalu dibungkusnya roti itu dengan sebagian kerudung tersebut, lalu
menyembunyikannya di bawah tangan (ketiak)ku dan dia melilitkan
sebagian kerudungnya pada kepalaku, kemudian dia menyuruh aku (Anas,
putra Ummu Sulaim) kepada Rasulullah SAW. Anas berkata, "Lalu aku
berangkat dengan membawa roti itu, dan aku menemukan Rasulullah
SAW di masjid bersama orang-orang (para shahabat). Aku berdiri, sedang
mereka duduk. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Kamu diutus
oleh Abu Thalhah ?“. Aku menjawab, "Ya". Beliau bertanya, "Jamuan
makan ?". Aku menjawab, "Ya". Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada
orang-orang yang bersama beliau, "Bangkitlah". Beliau berangkat
(bersama shahabat) dan aku berjalan di depan mereka sehingga sampai
kepada Abu Thalhah dan aku menceritakan (kedatangan mereka)
kepadanya. Abu Thalhah berkata, "Hai Ummu Sulaim, sungguh Rasulullah
SAW datang dengan orang-orang, sedang kita tidak mempunyai makanan
(yang cukup) untuk menjamu mereka”. Ummu Sulaim berkata, "Allah dan
Rasul-Nya lebih tahu". Lalu Abu Thalhah keluar menemui Rasulullah SAW,
lalu Rasulullah SAW masuk, dan Abu Thalhah bersama beliau. Lalu
Rasulullah bersabda, "Kemarilah, hai Ummu Sulaim. Apa yang kamu miliki
?". Lalu Ummu Sulaim menyuguhkan roti tersebut, lalu Rasulullah SAW
menyuruh roti itu supaya diremuk, dan Ummu Sulaim memeras (minyak
samin yang tersisa) di wadah dan membuatnya sebagai lauk. Kemudian
Rasulullah SAW berdoa padanya menurut kehendak Allah, kemudian
beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu Thalhah
menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, lalu
mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh
orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan
hingga kenyang, kemudian mereka keluar. Kemudian beliau bersabda,
"Suruhlah masuk sepuluh orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh
orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian keluar. Kemudian
beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Maka kaum itu makan
semuanya hingga kenyang dan jumlah mereka adalah tujuh puluh atau
delapan puluh orang. [HR. Bukhari juz 4, hal. 171]

sumber :
MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN
(MTA) PUSAT
http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terjemahkan Blog Ini

Entri Populer